Pengetahuan tentang Kain Beludru
Jan 25, 2024
Kain beludru terbuat dari benang katun berkualitas tinggi, terutama tersedia dalam warna solid, percetakan, jacquard dan tali serut, benang celup, dan rangkaian bunga tertekan. Bahan bakunya antara lain 80% katun/20% poliester, 65% katun/35% poliester, 80% poliester/20% katun, serta serat bambu/katun beludru, dan sebagainya.
1. Bahan baku beludru adalah sutra mentah grade A dengan 22-30 kepompong, dan sutra juga digunakan sebagai benang lusi dan benang katun yang dijalin dengan pakan. Gunakan sutra atau sutra buatan untuk menumpuk simpul. Baik benang lusi maupun benang pakan terlebih dahulu dihilangkan getahnya atau setengah dihilangkan getahnya, diwarnai, dipelintir, dan kemudian ditenun.
2. Proses menenun secara kasar dapat dibagi menjadi tiga bagian: tenun beludru, tenun jacquard, dan pemotongan beludru.
3. Gunakan alat tenun yang mewah. Mesin tenun juga dibagi menjadi tiga bagian: gerobak beludru, gerobak jacquard, dan gerobak tenun beludru. Setidaknya dibutuhkan dua orang saat menenun, satu orang diharuskan menenun beludru, dan satu orang lagi diharuskan menaiki kereta jacquard setinggi sekitar 2 meter untuk menenun jacquard.
4. Proses produksinya sangat rumit dan teliti: pertama, satu set kawat baja melingkar atau batang logam datar beralur digunakan sebagai batang mewah, kemudian lungsin dan ground warp disusun dengan perbandingan 2:1. Perbandingan tenun antara benang pakan dengan batang mewah adalah 4:1 atau 3:1, yaitu batang mewah dimasukkan setiap 4 atau 3 benang pakan ditenun. Saat menganyam batang tiang, seluruh benang lusi tiang atau benang lusi tiang tunggal atau genap diangkat membentuk lingkaran tiang. Setelah menenun sekitar 10 meter, kain diambil dari alat tenun dan diletakkan di atas platform, dan batang mewah ditarik keluar, membentuk lingkaran datar yang menjulang tinggi seperti lingkaran.
5. Bunga beludru adalah proses mengeluarkan seluruh potongan kain tenun dari alat tenun dan meletakkannya di atas meja. Polanya pertama-tama dicetak dan digambar pada permukaan kain dengan bubuk putih, kemudian pisau baja keras digunakan untuk mengikis area bertekstur cincin beludru (disebut ukiran) untuk membentuk pola mewah yang halus dan padat. Kemudian batang bulu halus ditarik keluar, dan bagian yang belum dipotong tetap berbentuk lingkaran, membentuk pola cincin beludru yang seragam dan rapat. Bulu halus dan simpulnya saling melengkapi, membentuk beludru bunga berbentuk khas.